- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain
ASAL USUL SULANG SILIMA PAKPAK : Dr. Ir. Eddy Keleng Ate
Berutu MA., ChFC, CFP : SUKU Pakpak, Sumatera Utara
DAIRI ( KBNLIPANRI ONLINE )
Suku Pakpak merupakan suatu kelompok suku bangsa yang
terdapat di Sumatera Utara. Secara tradisional wilayah komunitasnya disebut
tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak terbagi atas sub wilayah yakni: Simsim, Keppas,
Pegagan (Kab Dairi), Kelasen (Kec. Parlilitan – Humbahas) dan Kec. Manduamas
(Tapteng) Serta Boang (Aceh Singkel).
Dalam administratif di
5 Kabupaten, yakni: Kab Pakpak Bharat, Kab Dairi, Kab Humbang
Hassundutan, Kab Tapanuli Tengah (Sumatera Utara) dan Kab Singkel (NAD). Maka
sejak di bentuknya Kabupaten Pakpak Bharat maka penduduknya boleh dikategorikan
homogen dan walaupun tanoh Pakpak tersebut secara wilayah administratif
terpisah, namun secara geografi tidak terpisah satu sama lain karena berbatasan
langsung walaupun hanya bagian bagian kecil dari wilayah kabupaten tertentu,
kecuali Kabupaten Pakpak Bharat menjadi sentra utama orang Pakpak.
Kesatuan komunitas terkecil yang umum di kenal hingga saat
ini disebut Lebuh dan Kuta. Lebuh merupakan bagian dari Kuta yang di huni oleh
klen kecil sementara kuta adalah gabungan dari lebuh-lebuh yang dihuni oleh
suatu klen besar (marga) tertentu. Jadi setiap lebuh dan kuta dimiliki oleh
klen atau marga tertentu dan dianggap sebagai penduduk asli, sementara marga
tertentu dikategorikan sebagai pendatang.
Selain itu orang Pakpak menganut prinsip Patrilineal dalam
memperhitungkan garis keturunan dan pembentukan klen (kelompok kekerabatan)nya
yang disebut marga. Dengan demikian berimplikasi terhadap sistem pewarisan
dominan diperuntukkan untuk anak laki-lakisaja. Bentuk perkawinannya adalah
eksogami marga, artinya seseorang harus kawin diluar marganya dan kalau kawin
dengan orang semarga dianggap melanggar adat karena dikategorikan sebagai
sumbang (incest)
Dalam kajian-kajian yang ada Pakpak sering dikelompokkan
menjadi sub etnis Batak, tetapi dalam artikel ini digunakan konsep masyarakat
Pakpak karena istilah Batak terlalu umum atau general pada hal substansi
kebudayaannya berbeda satu sama lain.
Sejarah Perkembangan dan Persebaran Kelompok Suku Bangsa
Pakpak
Belum ditemukan bukti yang otentik dan pasti tentang asal
usul dan sejarah persebarang orang Pakpak. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan beberapa variasi.
Pertama dikatakan bahwa orag Pakpak berasal dari India
selanjutnya masuk ke pedalaman dan beranak pinak menjadi orang Pakpak.
Versi lain menyatakan orang Pakpak berasal dari etnis Batak
Toba dan yang lain menyatakan orang Pakpak sudah ada sejak dahulu. Mana yang
benar menjadi relatif karena kurang didukung oleh fakta-fakta yang objektif.
Alasan dari India misalnya hanya didasarkan pada adanya
kebiasaan tradisional Pakpak dalam pembakaran tulang-belulang nenek moyang dan
Barus sebagai daerah pantai dan pusat perdagangan berbatasan langsung dengan
tanoh Pakpak.
Alasan Pakpak berasal dari Batak Toba hanya adanya kesamaan
struktur sosial dan kemiripan nama-nama marga. Sedangkan alasan ketiga yang
menyatakan dari dahulu kala sudah ada orang Pakpak hanya didasarkan pada
folklore di mana diceritakan adanya tiga zaman manusia di Tanoh Pakpak, yakni
zaman Tuara (Manusia Raksasa), zaman si Aji (manusia primitif) dan zaman manusia
(homo sapien).
Berdasarkan dialek dan wilayah persebarannya, Pakpak dapat
diklasifikasikan menjadi lima bagian besar yakni: Pakpak Simsim, Pakpak Keppas,
Pakpak Pegagan, Pakpak Boang dan Pakpak Kelasen (Coleman, 1983; Berutu, 1994).
Masing-masing sub ini dibedakan berdasarkan hak ulayat marga yang secara
administratif tidak hanya tinggal atau menetap di wilayah Kabupaten Dairi
(sebelum dimekarkan), tetapi ada yang di Aceh Singkil, Humbang Hasundutan
(sebelum dimekarkan dari Tapanuli Utara) dan Tapanuli Tengah.
Marga-marga Pakpak yang termasuk Pakpak Simsim, misalnya:
marga Berutu, Padang, Bancin, Sinamo, Manik, Sitakar, Kebeaken, Lembeng, Cibro,
dan lain-lain. Marga Pakpak Keppas misalnya: marga Ujung, Capah, Kuda diri,
Maha dan lain-lain. Marga Pakpak kelasen misalnya: Tumangger, Tinambunen,
Kesogihen, Meka, Maharaja, Ceun, Mungkur dan lain-lain. Marga Pakpak Boang,
misalnya: Saraan, Sambo, Bacin dan lain-lain.
Sejarah Suku Pakpak & Adat istiadat
Nintura berasal dari kata manusia raksasa (NTUARA),Similang
ilang berasal dari india..
Sini haji, berasal dari bangsa arab memasuki wilayah pulau
jawa yang di sebut dengan wali songo memasuki barus terus turun ke wilayah
ulayat pakpak.
Diceritakan dalam sejarah, bahwa asal-usul Suku Pakpak
adalah dari India Selatan yaitu dari India Tondal yang kemudian menetap di
Muara Tapus dekat Kota Barus lalu berkembang di tanah Pakpak dan kemudian
menjadi suku Pakpak.
Pada dasarnya nenek moyang suku Pakpak ini sudah mempunyai
marga sejak dari negeri asal mereka, namun kemudian membentuk marga baru yang
tidak jauh berbeda dari marga aslinya.
Suku Pakpak tersebar di beberapa daerah. Secara
administratif masyarakat Pakpak tersebar di dua Provinsi dan beberapa
Kabupaten, yang dikenal dengan sebutan Suak atau Lebbuh. Wilayah Pakpak terbagi
menjadi 5 suak yaitu : Suak Simsim, Suak Kelasen, Suak Keppas, Suak Pegagan dan
Suak Boang. Suak Simsim terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Suak
Keppas dan Suak Pegagan terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Suak Kelasen
menetap di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah
khususnya Kecamatan Barus, dan Suak Boang secara administratif terletak di
wilayah Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
Tidak semua orang Pakpak orang Pakpak berdiam di tanah
Pakpak, namun mereka juga berdiaspora, meninggalkan negerinya dan menetap di
daerah baru. Sebagian tinggal di tanah Pakpak dan menjadi Suku Pakpak. Mereka
menjadi “Situkak Rube”, Sipungkah Kuta, dan Sukut Nitalun di tanah Pakpak.
Sebagian lagi pergi merantau ke daerah lain, membentuk
komunitas baru. Mereka mengetahui bahwa asalnya adalah dari daerah Pakpak dan
mengaku bahwa Pakpak adalah sukunya, namun sudah menjadi marga di suku lain.
Menurut cerita, nenek moyang dari Suku Pakpak adalah si Kada
dan si Lona dari India Selatan. Mereka pergi merantau meninggalkan kampungnya
dan terdampar di Pantai Barus dan terus masuk hingga ke tanah Pakpak.
Dari pernikahan mereka mempunyai seorang anak yang bernama
HYANG. Itulah sebabnya nama Hyang adalah nama yang dikeramatkan di Suku Pakpak.
Hyang pun dewasa dan kemudian menikah dengan putri Raja Barus. Dari pernikahan
mereka, lahir 7 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Adapun nama
dari anak Hyang dan putri raja Barus adalah :
1. Si Haji;
2. Perbaju Bigo;
3. Ranggar Jodi;
4. Mpu Bada;
5. Raja Pako;
6. Bata;
7. Sanggir;
8. Suari (anak perempuan).
Pada urutan ke empat terdapat nama Mpu Bada, Mpu Bada adalah
yang terbesar di antara saudara-saudaranya yang lain, bahkan dari pihak suku
Toba pun kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalah keturunan dari Parna dari
Marga Sigalingging.
Si anak Sulung, yaitu Si Haji mempunyai kerajaan di Banua
Harhar, yang saat ini dikenal dengan Hulu Lae Kombih, Kecamatan Siempat Rube
Kabupaten Pakpak Bharat Turunannya Padang,Berutu, Solin. Perbaju Bigo pergi ke
arah timur dan membentuk kerajaan SIMBELLO di Silaan, yang saat ini dikenal
dengan Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu.
Ranggar Jodi pergi ke arah utara dan membentuk kerajaan yang
bertempat di Buku Tinambun dengan nama kerajaan JODI BUAH LEUH dan NANTAMPUK
MAS, saat ini masuk ke dalam Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Mpu Bada pergi
ke arah barat melintasi Lae Cinendang dan tinggal di Mpung Simbentar Baju
turunannya Manik, Beringin,Tendang, Banurea, Gajah, Berasa.
Raja Pako pergi ke arah timur laut membentuk Kerajaan Siraja
Pako dan bermukim di Sicike-cike turunannya si pitu marga Ujung, Angkat,
Bintang, Capah, Sinamo, Kudadiri, Gajah manik. Bata pergi ke arah Selatan dan
menikah, kemudian hanya mempunyai seorang anak perempuan yang menikah dengan
Putra keturunan Tuan Nahkoda Raja.
Dari pernikahan ini menurunkan marga Tinambunan, Tumangger,
Maharaja, Turuten, Pinayungen dan Anakampun. Sanggir pergi ke arah Selatan tapi
lebih jauh dari Bata dan membentuk kerajaan di sana, dipercaya menjadi nenek
moyang marga Meka dan Mungkur. Sedangkah yang perempuan yaitu Suari menikah
dengan Putra Raja Barus dan mempunyai anak, yaitu : Permencuari yang kemudian
menurunkan marga Boangmanalu dan Bancin.
PERSEBARAN ORANG PAKPAK
Wilayah suku Pakpak dapat dibagi menjadi 5 kelompok
berdasarkan wilayah komunitas marga dan dialek bahasanya, yaitu : (Berutu dan
Nurani, 2007:3-4)
Pakpak Simsim, yaitu orang Pakpak yang menetap dan memiliki
hak ulayat di daerah Simsim. Terdiri dari marga Berutu, Sinamo, Padang, Solin,
Banurea, Boangmanalu, Cibro, Sitakar dan lain-lain. Dalam administrasi pemerintahan
Republik Indonesia, kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
Pakpak Keppas, yaitu orang Pakpak yang menetap dan berdialek
Keppas. Antara lain marga Ujung, Bintang, Bako, Maha dan lain-lain. Ini
termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Dairi.
Pakpak Pegagan, yaitu orang Pakpak yang berasal dan
berdialek Pegagan, antara lain marga Lingga, Mataniari, Maibang, Manik,
Sikettang dan lain-lain, termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sumbul, Pegagan
Hilir Kabupaten Dairi.
Pakpak Kelasen, yaitu orang Pakpak yang berasal dari dan
berdialek Kelasen. Antara lain marga Tumangger, Siketang, Tinambunan,
Anakampun, Kesogihen, Maharaja, Meka, Berasa dan lain-lain. Termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Parlilitan dan Kecamatan Pakkat (Kabupaten Humbang Hasundutan),
serta Kecamatan Barus (Kabupaten Tapanuli Tengah).
Pakpak Boang, yaitu orang Pakpak yang berasal dan berdialek
Boang, antara lain marga Saraan, Sambo, Penarik dan lain-lain. Termasuk ke
dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Meskipun para Antropolog memasukkan suku Pakpak ke dalam
salah satu Subetnis Batak, sebagaimana suku Mandailing, Karo, Toba, dan
Simalungun. Namun, suku Pakpak mempunyai versi tersendiri tentang asal-usul dan
jati dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut sumber-sumber tutur menyebutkan
antara lain (Sinuhaji dan Hasanuddin, 1999/2000:16) :
Keberadaan orang-orang Simbello, Simbacang,Siratak dan
Purbaji yang dianggap telah mendiami daerah Pakpak sebelum kedatangan
orang-orang Pakpak;
Penduduk awal daerah Pakpak adalah orang-orang yang bernama
Simargaru,Simorgarorgar,Sirumumpur, Silimbiu, Similang-ilang dan Purbaji.
Dalam Lapihen/Laklak (buku berbahan kulit kayu) disebutkan
penduduk pertama daerah Pakpak adalah pendatang dari India yang memakai rakit
kayu besar yang terdampar di Barus.
Persebaran orang Pakpak Boang dari daerah Aceh Singkil ke
daerah Simsim, Keppas, dan Pegagan.
Terdamparnya armada dari India Selatan di pesisir barat
Sumatera, tepatnya di Barus yang kemudian berasimilasi dengan penduduk
setempat.
Berdasarkan sumber tutur serta sejumlah nama marga yang ada
di Suku Pakpak yang mengandung ke India-an seperti marga Lingga, Maha dan
Maharaja, boleh jadi di masa lalu memang pernah terjadi kontak antara penduduk
pribumi Pakpak dengan para pendatang dari India. Jejak kontak itu tentunya
tidak hanya dibuktikan lewat dua hal tersebut, dibutuhkan data lain yang lebih
kuat mendukung dugaan tadi. Oleh karena itu pengamatan terhadap produk-produk
budaya baik yang tangible maupun intangible diperlukan untuk memaparkan fakta
adanya kontak tersebut.
ADAT PAKPAK
Adat pakpak sifat nya dua macam (1):Ngkerja bagak(2)Ngkerja
njahat
1:Ngkerja Bagak :kerja /pesta perkawinan dan adat nya
terbagi 7 macam
yaitu:
*Merkata sipitu
*Merbayo
*Sohom-sohom
*Menoh kela
*Memelat soki
*Menada bunga rambu rambu
*Maing pertabar(pesakat mabruna kalon
2:Ngkerja Njahat:yg di sebut adad tentang akhir kematian
adatnya ada 3 macam yaitu:
*Males bulung simbernaik
*Males bulung sampula
*Males bulung ni buluh
dengan tingkat kemampuan dan usia yg meningggal dunia yg di
namakan bahasa ada yaitu
1.Tingkat membayar lemba berati yg meninggal sudah scayur
ntua
2.Bura bura cipako berati yg meninggal sudah berumah tangga
3.Bura bura koning berati yg meninggal di bawah umur org
dewasa.
MENGENAI PELAKSANAN ADAT
Kata kunci dalam bahasa pakpak
*Mengido sodip mendahi puang
*Mengido gegoh mendahi berru
*Mengido pengurupi mendahi dedahen dengan se beltek
*Memerre serbeb mendahi pertua/orang tua
ADAT PERKAWINAN/MAHAN UTANG
Memereken simpihir pihir berupa, mas, perak ,kepeng
secukupnya tapi olesnya harus lima
-Oles inang berru -oles culkkai -oles penatum -oles lemlem
nakan-oles peraleng. inilah merupakan kewajipan dari pihak laki laki yg harus
di berikan ke pihak perempuan/si per brru/puang.
Setelah pihak perempuan menerima kewajiban dari pihak laki
laki maka pihak perempuan wajip pula memberikan yaitu:
-Nakan penjalon -penjukuti mersendihi – belagen 3 – kembal
12 – selampis baka 24 nama/glar, belagen peramak, belagen dabuhen/tabir,dinding
ulu/tutup takal. Ramuan pelengkap nya yg mempunyai makna tersendiri di tambah
dengannditak, dohomen pinahpah, lemang/ tinembu, galuh tasak, tebbu merlepak
dengan beras simperbean.
ADAT NJHAHAT(KEPATEN)
Yang wajib dihadapi puang yaitu:
puang bona, puang pengamaki, puang lebbe, puang bial disebut
sampe ke pembayaran lemba. Berikutnya di berikan oles 3 lembar namanya oles
sintaken, oles tatakenken, oles baubau, di tambah simpihir pihir/mas kepeng
manoh manoh/kenagen yang sipat nya misalnya kebun, sawah atau seluas tanah dan
pokok tanaman durian petai, kelapa ,dll.
sipuang rasa berkewajipan memberi pihak berru yaitu:
memereken nakan pengambat,memereken nakan
persirangen,memereken nakan ariari tendi ket ieket jari kikambal kambirang pake
bengkuang/bahan untuk baka. Yang bermakna supaya mpihir mo tendi ket mambal
sindanggel, dan di berikan beras pengkicik simpihir tendi nakan tsb tidak
terlepas dari merangkap kambing, ayam.
MENGENAI BUDAYA PAKPAK
Budaya pakpak terbagi 3 macam yaitu
(A)Budaya marga (B) Budaya lebbuh (C) Budaya jabu
A)Budaya marga disebut pelaksanaan nya mendangger uruk yg
harus menghadirkan perisang isang, pertulan tengah, damper ekur ekur, puang,
bru, sicibal baleng.
di promotori oleh sipantes ndiase, si gedang radumen deket
si baso.
hal tersebut dinamakan pesta budaya sulang silima (marga
tertentu)
B)Budaya lebbuh serupa diatas tapi sifat nya satu lebuh yg
di sebut sada kuta
C)budaya jabu/perjabujabu serupadiatas sifat nya perorangan
atau keluarga.
SECARA UMUM A.B.C. masing masing budaya seni yg sama.
Odong -dong,nagen atau nyanyian tangis milangi dan mempunyai
oning oningen misal nya genderang, gung, klondang, sordam, kecapi, lobat,
taratoa, sagasaga, genggong, kettuk.
ADAT STUKTUR SOSIAL PAKPAK( FALSAFAH)
Adat dan struktur sosial kekerabatan Suku Pakpak yang
disebut Sulang Silima, terdiri dari lima unsur yaitu
Perisang-isang (Sinina pertama: anak sulung, kerabat semarga
keturunan atau generasi tertua)
Pertulan-tengah (Sinina kedua: anak tengah, kerabat semarga
keturunan atau generasi yang ditengah)
Perekur-ekur (Sinina bungsu: anak bungsu, kerabat semarga
keturunan terbungsu)
Perpunca Ndiadep / Puang
Kula-kula,pengituai,pemerintah(kerabat pemberi gadis)
Perbetekken / Berru,Sukut nitulan (kerabat penerima gadis)
MAKANAN DALAM KHAS BUDAYA PAKPAK
Peleng, Ginaruncor, Nditak, Tinembu, Lemang, Pianahpah ,
Ginustung, Nakan pagit /Nakan simalum
malum, nakan serbeb, nakan luah, nakan pengambat.nakan ari-ari tendi, memere
ndirabaren.
MEJAN SUKU PAKPAK
Mejan merupakan peninggalan purbakala yang ditemukan di
Tanah Pakpak berupa patung-patung yang diukir dari batu. Patung-patung ini
berbentuk orang mengendarai binatang seperti: gajah, kuda, atau harimau. Mejan
adalah suatu simbol kebanggaan dan kemashyuran bagi masyarakat Pakpak, karena diyakini
bahwa patung-patung tersebut mengandung unsur mistik tersendiri. Selain
mengandung nilai budaya yang tinggi, mejan ini juga merupakan lambang kebesaran
marga Pakpak atau masyarakat Pakpak.
Secara khusus masyarakat Pakpak memaknai mejan sebagai
simbol kepahlawanan. Pemahat yang membuat mejan ini adalah para pertaki dan
mereka inilah pemilik mejan sekaligus pande tukang. Pembuatan mejan ini dahulu
memakan waktu yang cukup lama disertai dengan mantra-mantra untuk mengisinya
dengan roh yang biasa disebut masyarakat Pakpak dengan nangguru yang mengisi
batu mejan. Itulah sebabnya mejan diyakini memiliki kekuatan gaib dan para
pertaki inilah yang memiliki kualifikasi membuatnya.
Warga yang memiliki mejan dahulu kala merupakan orang
berada, karena dalam pembuatannya membutuhkan biaya yang lumayan besar dan
memakan waktu lama juga. Selain itu, untuk pembuatan mejan ini tidak
sembarangan, karena dalam pembuatannya harus mengikuti banyak ritual sebagai syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar mejan tersebut nantinya memiliki kekuatan mistik.
Setelah rampung patung ini ditempatkan di
gerbang kampung sebagai penangkal
bala sekaligus penanda kekuasaan marga selaku pemangku kuta, yaitu pendiri
kampung.
Pada zaman dulu, mejan berfungsi sebagai benteng pertahanan
terhadap musuh yang akan masuk ke suatu daerah atau kampung. Konon, mejan dapat
bersuara pada zaman dulu bila musuh datang memasuki kampung atau bila suatu
kampung akan mengalami suatu kejadian. Suara ini diyakini berasal dari nangguru
yang berdiam di dalam batu mejan tersebut. Nangguru yang tinggal di batu
Mejan dipercaya adalah roh nenek moyang
yang dipanggil melalui suatu ritual. Di situlah letak sifat mistik daripada
mejan yang telah disinggung sebelumnya (berbagai sumber).
1.Pengaruh Tamil
dalam Masyarakat Pakpak
Patung Mejan yang masih ada ditemukan sekarang ini
diperkirakan berumur 400–900 tahun. Menurut hasil penelitian para arkeolog yang
pernah melakukan riset di daerah Pakpak Bharat, keberadaan mejan tidak terlepas
dari pengaruh Hindu yang juga identik dengan budaya patungnya. Bentuk patung
seperti gajah dan angsa adalah hasil kontak mereka dengan para pendatang dari
India. Bentuk seperti patung angsa yang berfungsi sebagai tutup batu pertulenan
(penyimpanan abu jenazah) sebenarnya tidak lain adalah hasil interpretasi
Pakpak terhadap ikonografi Hindu yang dikawinkan dengan bentuk mejan yang telah
ada sebelumnya, sebagai simbol kendaraan arwah (Soedewo, 2008:1-10).
Masuknya unsur-unsur budaya Hindu – Tamil ke dalam budaya
Pakpak dimungkinkan oleh adanya kontak kedua budaya tersebut. Tempat yang
paling memungkinkan terjadinya kontak itu di masa lalu adalah Barus, yang
bukti-bukti sejarah maupun arkeologisnya menunjukkan tempat ini pernah berjaya
sebagai bandar internasional. Para pedagang Tamil dari India mendatangi Barus
untuk membeli kapur barus yang dihasilkan di daerah Pegunungan Bukit Barisan
yang menjadi tempat tinggal orang-orang Pakpak (Basarsyah, 2009:1-3; Soedewo,
2008:1-10).
Bukti kehadiran orang-orang Tamil dari India adalah Prasasti
Lobu Tua, yang ditemukan di Barus. Prasasti berangka tahun 1010 Saka (1088 M)
ini dikeluarkan oleh suatu serikat dagang yang bernama Ayyāvole 500
(Perkumpulan 500) (Sastri,1932:326 dan Subbarayalu,2002:24). Prasasti dengan
tulisan Tamil ini ditemukan oleh pejabat Belanda GJJ Deutz tahun 1872. Setelah
diterjemahkan oleh Prof. Dr. KA Nilakanda dari Universitas Madras India pada
tahun 1931, menurutnya perkumpulan dagang etnik Tamil tersebut memiliki pasukan
keamanan, aturan perdagangan dan ketentuan lainnya. Anggotanya terdiri dari
berbagai aliran Brahmana, Wisnu, Mulabhadra dan lain-lain. Berdasarkan
penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Daniel Perret bersama tim dari Ecole
Francaise d Extreme-Orient (EFEO) membuktikan bahwa pada abad ke-8 sampai ke-12
di Lobu Tua, Barus telah terdapat perkampungan multi-etnik terdiri dari etnik
Tamil, Cina, Arab dan sebagainya (Kumar, 2011:1).
Barus, yang merupakan bandar niaga internasional di masa
lalu tidak jauh dari Kelasan, yang berada di pegunungan Bukit Barisan dan dulu
menjadi persinggahan para pedagang yang datang dari Kailasem di pegunungan
Himalaya, India. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin bahwa penduduk Kelasan
yang sekarang dikenal sebagai salah satu suak di Tanah Pakpak adalah keturunan
dari hasil percampuran mereka. Orang-orang Tamil ini juga masuk terutama ke
daerah Simsim dan Boang. Inilah yang menyebabkan adanya anggapan bahwa orang Pakpak berasal dari India. Apalagi
di lapihen laklak Pakpak (buku laklak dari kulit kayu) ada tertulis “Enmo tambo
si Sewu si roh Indiha nari arap-arapen kayu mbellen soh mi Barus” (inilah tambo
si Sewu yang datang dari India dengan memakai rakit kayu besar sampai ke
Barus).
2.Keberadaan Mejan Kini
Mejan tetap masih ada ditemukan di wilayah Tanah Pakpak
meskipun sudah lumayan banyak juga yang hilang dicuri orang. Setidaknya di
daerah seperti Tungtung Batu, Berampu,
Bangun, Tinada, Kerajaan, Kuta Nangka, Kuta Deleng, Kuta Kersik, Penanggalan,
Lebuh Simangun, Lebuh Nusa, Ronding, Sibande, dan Kaban Tengah patung ini masih
ada sampai sekarang.Di luar Dairi dan Pakpak Bharat ada juga di daerah Parlilitan, Humbang Hasundutan
(berbagai sumber).
Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pakpak Bharat bahwa mejan tersebut ada di daerah sebagai berikut: Mejan Berutu
Kuta Ujung dan Mejan Kesogihen di Pardomuan. Mejan Berutu Ulu Merah dan Mejan Berutu Tandak di Ulu Merah,
Mejan Berutu Kuta Kersik dan Mejan Marga Sinamo di Silimakuta, Mejan
Bancin Penanggalan Jehe di Boang, Mejan
Boangmanalu di Boangmanalu, Mejan Manik
Arituntun dan Mejan Manik Aornakan Tao di Aornakan, Mejan Manik Lagan dan Mejan
Manik Gaman serta Mejan Gajah di
Simerpara, Mejan Manik Kecupak di Kecupak I, Mejan Sanggar dan Mejan Pandua di
Pangindar, Mejan Marga Sinamo Siantar Julu di Perongil, Mejan Padang di
Jambu,Mejan Padang Kuta Babo di Kuta Babo, Mejan Solin Lae Meang di Mahala,
Mejan Solin Tamba di Majanggut II, Mejan Solin Kuta Delleng dan Mejan Tinendung
di Sukarame.
Mejan, sebagaimana telah dikemukakan di atas, adalah
kekayaan budaya Pakpak, sehingga perlu dijaga dan dipelihara dari usaha-usaha
pencurian dan perusakan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk
menjaga dan memelihara mejan-mejan yang masih tersisa.
Pengelolaan Lingkungan Pada Masyarakat Pakpak
Hasil-hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa
masyarakat Pakpak memiliki sejumlah nilai budaya, pengetahuan, aturan,
kepercayaan, tabu, sanksi, upacara dan perilaku budaya yang arif dalam
pengelolaan lingkunan. Usman Pelly (1987: 269) menyatakan bahwa masyarakat
Pakpak sangat menghargai alam dengan adanya tabu-tabuyang selalu dipatuhi.
Lebih lanjut Zuraida dkk, (1992) menyatakan bahwa orang Pakpak memiliki
aturan-aturan dalam menjaga konservasi alam. Kedua ahli ini belum menjelaskan
secara eksplisit tabu-tabu dan aturan-aturan yang kondusif terhadap konservasi
alam.
Penelitian lebih lanjut
membuktikan pernyataan kedua ahli tersebut. Kearifan dalam konservasi
alam tersebut terjadi dalam berhubungan dengan alam. Ada yang disadari dan ada
pula yang tidak disadari oleh masyarakat Pakpak yang terkandung dalam sejumlah
nilai, aturan, tabu dan upacara terutama kegiatan yang berhubungan langsung
dengan alamseperti dalam sistem ladang berpindah, mencari damar, berburu, dan
meramu dan pengelolaan hutan kemenyaan.
Selain itu berhubungan dengan kepercayaan tradisional di
setiap lebuh dan kuta ditemukan atau dikenal adanya area-area yang pantang
untuk di ganggu unsur biotik dan abiotik yang ada di dalamnya karena dianggap
mempunyai kekuatan gaib antara lain: rabag, gua, daerah pinggiran sungai dan
jenis-jenis pohon dan binatang tertentu yang dianggap memiliki mana. Jenis
tumbuhan tersebut misalnya pohon ara, Simbernaik (sejenis pohon penyubur
tanah). Jenis binatang yang jarang diganggu isalnya monyet, kera dan harimau.
- Dapatkan pautan
- X
- E-mel
- Apl Lain

Catatan Popular
HARTA PENINGGALAN ZAMAN KERAJAAN NUSANTARA
HARTA PENINGGALAN KERAJAAN NUSANTARA MAJAPAHIT /RAJA TANOJAWA ( GAJAHMADA ) JAKARTA ( lsmlipanri online ) - Jurnalis senior Safari ANS menghabiskan waktunya selama kurang lebih 10 tahun untuk meneliti misteri harta amanah Bung Karno senilai 57 ribu ton emas. Dimulai dari tugas jurnalis untuk menginvestigasi harta karun Bung Karno , Safari semakin intens mendalami persoalan ini. "Dimulai pertemuan saya dengan seorang Taiwan yang mempunyai dokumen tersebut (harta amanah) dengan tanda tangan Soekarno dan Chang Kai Sek yang berniat mencairkan emas ribuan ton," terang Safari ANS di Kampus Paramadina, Jakarta, Rabu (7/4). Dari Eropa dan Amerika Serikat, dia memulai investigasi kebenaran The Green Hilton Memorial Agreement yang ditandatangani oleh Kennedy dan Soekarno pada 14 November 1963. Tak hanya mencari sumber berita, untuk membuat valid data dia mendirikan LSM perbankan bernama International Fund for Indonesian Development yang berpusat di Hongkon...
SEJARAH BATAK ANGKOLA TAPSEL
Melayu Kuno, Jawa Kuno dan Batak Kuno; Candi Simangambat Lebih Tua daripada Candi Borobudur CANDI PORTIBI Isi laporan Schnitger, 1935: Simangambat abad ke-8 Sejarah Angkola adalah sejarah yang seusia dengan namanya. Nama Angkola semakin populer pada abad kesebelas (karena dikaitkan dengan prasasti Tanjore, India selatan 1030 pada Dinasti Chola). Namun daerah yang kemudian disebut Angkola itu, besar kemungkinan sudah dikenal jauh sebelumnya, ketika pedagang-pedagang Ankola (kini Karnataka) dan pedagang-pedagang Panai (di Ceilon, kini Sri Lanka) berlalu lalang di sekitar sungai yang kini dikenal sebagai sungai Batang Angkola (di Tapanuli Selatan). Pada abad kedelapan orang-orang dari Ankola dan Panai ini membangun candi di Simangambat, Siaboe (candi yang dibangun lebih awal dari candi Borobudur). Pada masa itu Sriwijaya di Palembang belum sampai pada puncak kejayaannya. Sehubungan dengan itu, jika dalam penulisan sejarah nusantara, era pembangunan Borobudur dis...
KANTOR BERITA NASIONAL
Sumut Bermartabat dapat Ditempa melalui Shalat
Muzakarah Nasional, Gubernur Edy : Sumut Bermartabat dapat Ditempa melalui Shalat MEDAN, ( lsmlipanri online ) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan, untuk mewujudkan Sumut Bermartabat dapat ditempa melalui shalat. Shalat akan menguatkan ikatan, bukan hanya antara hamba dan Rabb-nya, tapi juga menguatkan ikatan antar sesama aparatur negara, sesama anak bangsa, dan sesama umat manusia. Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat menjadi Keynote Speaker pada Muzakarah Nasional Menyongsong MTQN XXVII Tahun 2018, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Selasa (2/10). Turut hadir dalam muzakarah tersebut Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, para ASN dan OPD Pemprov Sumut. “Nasehat guru saya, para alim ulama, cita-cita mewujudkan Sumut Bermartabat dapat ditempa melalui shalat. Shalat akan menguatkan ikatan. Bukan hanya antara hamba dan Rabb-nya, tapi juga menguatkan ikatan antar ses...
Perkebunan Sawit Merampas Hak Ulayat dan Monopoli Tanah
Inventasi Perkebunan Sawit Merampas Hak Ulayat dan Monopoli Tanah SULAWESI,( KBNLIPANRI ONLINE )-Bahwa luas perkebunan, tambang, transmigrasi, infrastruktur serta pemukiman dan wilayah kelola masyarakat, melebihi dari wilayah administrasi Konawe selatan atau telah terjadi tumpang tindih perizinan antara perkebunan dengan perkebunan, antara perkebunan dengan pertambangan, antara perkebunan dengan pemukiman masyarakat, antara perkebunan dengan transmigrasi, antara antara pertambangan dan perkebunan dengan kepemilikan tanah atas hak-hak adat/ulayat masyarakat setempat. Bahwa Sejumlah perusahaan sudah melakukan aktifitas serta perluasan perkebunan sawit di Konawe Selatan, yang disertai berbagai masalah masalah seperti ketidak sesuaian antara izin lokasi dengan pembebasan lahan, aktivitas land clearing (pembersihan lahan), perampasan lahan petani, konversi kawasan hutan produksi-lindung dan kawasan taman nasional, penggusuran lahan secara sepihak, serta berbagai mas...
MAYAT DAN BAWAAN KORBAN KM SINAR BANGUN
MAYAT DAN BARANG BAWAAN KORBAN KM SINAR BANGUN DANAU TOBA DITEMUKAN SIMALUNGUN (lsmlipanri online ), DANAU TOBA – Video penampakan mayat korban KM Sinar Bangun di dasar Danau Toba menyebar luar. Video tersebut merupakan hasil tangkapan kamera robot canggih atau remotely operated vehicle (ROV) yang dikerahkan untuk mencari bangkai KM Sinar Bangun di Danau Toba. Dalam video tersebut terlihat beberapa mayat diduga penumpang KM Sinar Bangun. Pakaian yang dikenakan korban masih utuh. Ada yang memakai celana jeans warna biru, ada pula mengenakan sweater warna merah. Selain itu, ada pula sepeda motor diduga milik penumpang KM Sinar Bangun. Lokasi bangkai kapal diperkirakan tidak jauh dari tempat penemuan mayat dan benda-benda milik penumpang. Mayat dan barang penumpang KM Sinar Bangun ditemukan di kedalaman 450 meter. Badan SAR Nasional (Basarnas) sedang mencari cara mengevakuasi para korban KM Sinar Bangun yang ditemukan robot bawah air, Kamis 28 Juni 2018. ...
ASN Pemprov Sumut Gunakan e-Absensi Mulai 1 November 2018
ASN Pemprov Sumut Gunakan e-Absensi Mulai 1 November 2018 MEDAN, ( KBNLIPANRI ONLINE ) Absensi Berbasis Online atau e-Absensi akan diterapkan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) mulai 1 November 2018. Penerapan e-Absensi akan banyak memberikan kemudahan. Selain terbebas dari antrian, absensi juga lebih mudah dan cepat. Hal itu terungkap dalam acara sosialisasi penerapan e-Absensi bagi ASN di lingkungan Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, Jumat (26/10) di Press Room, Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan. Sosialisasi yang dibuka oleh Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Ilyas Sitorus tersebut menghadirkan nara sumber Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi Dinas Kominfo Provinsi Sumut M Alfian Jauhari SHut. “Rencananya e-Absensi akan diterapkan mulai 1 November, karena itu seluruh ASN, terutama di lingkungan Biro Humas dan Keprotokolan diharapkan sudah m...
TRAGEDI MAYAT KORBAN KM SINAR BANGUN
TRAGEDI PENCARIAN KM SINAR BANGUN DI DANAU TOBA DIHENTIKAN SIMALUNGUN (lsmlipanri online ) – Tim SAR gabungan resmi menghentikan pencarian korban tenggelam KM Sinar Bangun di dasar Danau Toba. Keputusan itu didapat usai digelar pertemuan antara pihak keluarga korban kapal maut itu dengan sejumlah pihak terkait. Diantaranya, Basarnas, KNKT, Jasaraharja, Polres Simalungun, Pemkab Simalungun dan TNI di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pemtangraya, Kanupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018). Dalam pertemuan tersebut, membahas tentang upaya lanjutan pencarian korban KM Sinar Bangun 6 yang sudah memakan waktu hingga 14 hari. Video Penampakan Mayat Korban KM Sinar Bangun di Dasar Danau Toba Bupati Simalungun, JR Saragih kepada keluarga korban KM Sinar Bangun menjelaskan, upaya untuk menarik kapal ke permukaan memang bisa diupayakan tetapi, h...
GEMPA NTB
PERISTIWA GEMPA BUMI DI NTB Jakarta ( lsmlipanrionline ) - Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) menimbulkan potensi tsunami, meski pusat gempa berada di daratan. Kenapa tsunami bisa terjadi padahal gempa di darat? Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisoka (BMKG) Harry Tirto Djatmiko mengatakan, gempa 7 SR tersebut memang berpusat di darat, yakni tepatnya pada titik 8.37 LS dan 116.48 BT pada kedalaman 15 km. Namun, patahan gempa tersebut terjadi sampai ke laut. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya tsunami. Selain itu, gempa bumi tersebut termasuk dalam kategori gempa dangkal. Gempa bumi tersebut awalnya dilaporkan terjadi pada Minggu (5/6) pukul 18.46 WIB denga...
Ulasan
Catat Ulasan